Kamis, 09 Oktober 2014

Pengenalan Selam Oleh Shark Diving Indonesia (SDI)

A.    Sejarah Selam
Manusia telah melakukan penyelaman sejak zaman primitif untuk mengumpulkan makanan dari laut. Mereka berlatih menahan nafas dan menyelam selama ribuan tahun dan selalu tertarik untuk mencari tahu bagaimana cara bertahan dibawah air lebih lama.
•    4500BC : Yunani, Mesopotamia, China, dan beberapa wilayah lain didunia.
•    1300 : Penyelam Persia menggunakan kacamata bawah air yang terbuat dari kerang-kerangan.
•    1500s : Leonardo da Vinci mendesain alat SCUBA pertama namun tidak diketahui apakah temuan tersebut direalisasikan.
•    1667 : Robert Boyle menemukan penyakit dekompresi.
•    1942-1943 : Eks personil angkatan laut prancis Jacques-Yves Cousteau dan Emile Gagnan mendesin dan mencoba alat SCUBA pertama (Aqua-Lung)

B.    Organisasi Selam
•    NAUI : National Association of Underwater Instructors (1960)
Didirikan oleh Al Tillman, John C. Jones, Jr., dan Neal Hess pada tahun 1960 di Amerika Serikat. Saat ini NAUI adalah organisasi pelatihan dan sertifikasi selam terbesar kedua di dunia
•    PADI : Professional Association of  Diving Instructors (1966)
Organisasi terbesar dan paling terkenal di dunia, didirikan oleh Ralph Erickson dan John Cronin pada tahun 1966, dan berpusat di California, Amerika Serikat.
•    SSI : Scuba School International (1970)
Didirikan pada tahun 1970 di california amerika serikat oleh robert a clark. SSI merupakan lembaga sertifikasi dan pelatihan selam terbaik di dunia.pusat pelatihannya terdapat diberbagai belahan dunia,termasuk indonesia
•    ADS-I : Association of  Diving School International (1980)
Organisasi ini didirikan oleh Noboru Mochizuki pada tahun 1980 dengan nama ADS-Japan dan pada tahun 1993 oleh Cousteau dan Gagnan diubah menjadi ADS-International. ADS-I berpusat di Yokohama,Jepang dan Indonesia merupakan salah satu chapter yang paling aktif.
C.    Sejarah Organisasi Selam di Indonesia
•    1962 : TNI – AL mendirikan Instalasi Pusat Penyelaman dan Sekolah Penyelaman.
•    1973 : Adam Malik, Sudomo, Saleh Basarah dan Urip Santoso, dkk mendirikan Nusantara Diving Club ( NDC )
•    Surabaya Diving Club ( SDC ), kedua club. Kemudian terbentuk  selam ini masuk ke dalam wadah  Organisasi Persatuan Olahraga Perairan Indonesia ( PEROPI ) sebagai cabang selam,
•    1973 : dengan persetujuan Pimpinan PEROPI olahraga selam berdiri sendiri sebagai Induk Organisasi menjadi POSSI.
•    5 Agustus 1977 : POSSI resmi menjadi Induk Organisasi Selam di Indonesia.
D.    Fisika Penyelaman


A.      Fisiologi Selam
Ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi tubuh. Dalam penyelaman seorang penyelam harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan mempelajari batas-batas kemampuan fisiologinya dalam adaptasi tersebut. Adaptasi tersebut antara lain :
         Pernafasan :
1. Kapasitas Total Paru-Paru ( Total Lung Capacity = TLC ) Yaitu jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh paru-paru bila terisi penuh. Sekitar 5-6 liter
2. Kapasitas Vital  ( Vital Capacity = VC ) Yaitu volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Sekitar 4-5 liter.
3. Volume Sisa ( Residula Volume = RV ) Yaitu jumlah gas yang tertinggal dalam paru-paru setelah diembuskan secara maksimal. Biasanya kurang lebih sekitar 1.5 liter
Penghitungannya : TLC – VC = RV
4. Tidal Volume ( TV ) Yaitu volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru pada saat putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Biasanya kurang lebih sekitar 0.5 liter
5. Volume Pernafasan 1 Menit ( Respiration Minute Volume = RMV) Adalah jumlah gas yang bergerak keluar masuk dar paru-paru selama 1 menit. Yaitu : TV x frekuensi pernafasan = RMV
6. Kapasitas Vital Sewaktu (Timed Vital Capacity ) Adalah bagian dari vital capacity (VC) yang dapat dihembuskan dalam waktu tertentu, biasanya 1 detik.
         Peredaran Darah
         Pengangkutan Gas Ke Jaringan Dan Paru-Paru
         Pengawasan Pernafasan
•    Sinus
1. Sinus Frontalis
2. Sinus Ethmoidalis
3. Sinus Maxilaris
4. Sinus Sphenodalis                                                    

 
•    Telinga
Yang menyebabkan sumbatan pada telinga :
1. Sinusitis
2. Rhinitis
3. Polip
4. Lipatan jaringan berlebihan
5. Sumbatan oleh lendir
•    Peredaran Darah
•    Pengangkutan Gas Ke Jaringan Dan Paru-Paru
•    Pengawasan Pernafasan

F.    Aspek Medis Penyelaman
•    Barotrauma : Disebabkan Ketidakseimbangan  antara tekanan udara di dalam dan di luar tubuh. Bentuk    : Hanya rasa Sakit, Squeeze, ataupun Kerusakan Organ.
•    Squeeze : Pada Rongga Udara Yang Tidak Berubah Volume. Jenis-jenis Squeeze    : Mask, Paru (Ditahan), Telinga, Saluran Cerna, Sinus, Kulit, Gigi.
•    Keracunan Oksigen : Dari 20 % Oksigen di Udara hanya 4 % diserap, 16 % dihembuskan. Kedalaman 40 m (5 ATA) penyelam  seperti menghirup oksigen 100 % di permukaan. Tekanan Parsial Oksigen 1 ATA.Oksigen tinggi >> ↑ metabolisme, kerusakan protein dan syaraf., Gejala : batuk dan rasa sakit saat bernapas, pada sistem saraf pusat gejalanya yaitu pelintiran pada otot muka sekitar bibir, gangguan penglihatan, mual, banyak berkeringat dan kejang. Apabila terjadi di air maka berakibat fatal
•    Nitrogen Narcose : Merupakan zat inert. Senyawa dengan Oksigen memiliki efek bius tinggi. Tekanan Parsial Nitrogen meningkat pada Penyelaman…>>> efek bius meningkat. Efek euforia (suasana senang berlebihan) yang meningkatkan kepercayaan diri, dan mengurangi kognisi dan penilaian situasi sehingga menyebabkan teknik menyelam kacau yang bisa fatal bagi penyelam. Terjadi mulai kedalaman 70-100 feet.
•    Keracunan Karbondioksida : Bila kadar karbondioksida > 4 %. Skin diving >>> menahan napas. Scuba diving >>> malfungsi regulator.  Pada 5-6 % sesak napas, napas cepat, dan pusing. Pada 10 %, tekanan darah turun menyebabkan pingsan. Pada 12-14 % terjadi depresi pernapasan dan saraf pusat yang mengakibatkan kematian.
•    Penyakit Dekompresi : Terjadi dimana terbentuknya gelembung udara di dalam darah tanpa mengalami pecahnya alveoli paru. Biasanya gelembung nitrogen. Gejalanya lambat dibanding emboli, karena gas ini terbentuk di pembuluh darah yang menyebabkan matinya sel-sel di jaringan secara perlahan. 50% gejala pada 30 menit pertama, 95 % pada 2 jam. Gejala kulit (benjolan kecil berkilat, sakit dan sangat gatal), Sakit pada persendian, Tersedak, dan Mati Rasa. Dapat menyebabkan kematian
•    Efek Lingkungan non tekanan : Sunburn, Heat Exahaustion/Heat Stroke (Tersengat Matahari), Hipotermi, dan Dehidrasi .

G.    Lingkungan Penyelaman
1. Persiapan :
•    Jika memungkinkan periksa dahulu daerah-daerah penyelaman dari suatu ketinggian misal: kondisi air, tentukan lokasi entry dan exit yang aman.
•    Persiapkan alat sebaik mungkin.
•    Letakkan peralatan dekat dengan air, tapi jauh dari batas pencapaian ombak.
•    Gunakan alas untuk meletakkan peralatan.
•    Hindari menyelam saat cuaca buruk: gelombang besar dan Badai.
2. Ombak dan Gelombang :
•    Jika anda menyelam di laut yang mempunyai dasar berpasir dan bergelombang, maka amati tinggi gelombang dan frekwensi ombak besar.
•    Gelombang besar dapat berbahaya dan menyebabkan jarak pandang (Visibility) yang jelek.
•    Ombak semakin curam ke arah perairan dangkal.
•    Ombak akan pecah (crest) pada saat tingginya kira-kira sama dengan kedalaman perairan.

3. Arus :
•    Longshore Current (Arus Paralel dengan garis pantai)àAngin yang bertiup pada suatu sudut dari pantai atau ke arah laut.
•    Rip Current (Arus celah)àArus kencang oleh balikan air gelombang besar melaui celah.
•    Natural Rip Current (arus celah alami)àtimbul diantara relung-relung (crevices) dan formasi dasar, serta saluran-saluran yang melalui daerah berbatu dan berkarang.
•    Tidal Current (Arus pasut)

4. Komposisi Dasar Laut :
    Ada beberapa jenis komposisi dasar laut, antara lain:
•    Berkarang
•    Berbatu-batu
•    Berpasir
•    Bervegetasi
•    Berlumpur

        5. Kehidupan Bawah Laut :
Hal yang harus diperhatikan adalah :
•    Jangan memakai benda yang berkilauan;
•    Hindari sarung tangan;
•    Control buoyancy dan berenang dengan berhati-hati;
•    Perhatikan dimana akan meletakkan tangan.

H.    Peralatan Selam
•    Masker : Untuk melihat dalam air dan mencegah air masuk ke hidung.
•    Snorkle : Untuk alah bantu pernafasan di permukaan air.
•    Regulator : Sebagai alat bantu pernafasan utama di dalam air.
•    Octopus : Sebagai alat bantu pernafasan cadangan
•    BCD  (Bouyancy Compensator Device) : Jaket selam berfungsi untuk mengatur daya apung.
•    Tank : Berisi udara pernafasan.
•    Dive Gauge : Sebagai alat penunjuk kedalaman, tekanan udara, dan informasi lainnya.
•    Fins : Sebagai alat bantu  pergerakan utama di dalam air
•    Wetsuit, Hood, Glove, dan Booties : Sebagai pelindung badan, kepala, tangan dan kaki dari berbagai pengaruh  kondisi lingkungan.
•    Dive Computer : Menyediakan berbagai informasi penyelaman.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar